Bila mendengar kata Pangek, yang terbayang tentulah semacam gulai
ikan atau daging berkuah merah. Rasa pedas yang mendominasi dengan
sedikit rasa asam membuat tak ingin berhenti menyantapnya.
Namun, bila yang dipangek adalah ubi atau singkong, tentulah berbeda.
Namanya Pangek Ubi Manih, cemilan manis yang begitu terkenal di
Kanagarian Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok,
Sumatera Barat.
Pangek Ubi Manih tidak berkuah seperti pangek ikan atau daging. Pedas, jelas tidak. Justru, rasa manis yang lebih dominan karena menggunakan gula aren.
Tek LIda(45), salah satu warga Kanagarian Talang Babungo yang rutin membuat cemilan ini. Menurutnya pangek ubi manih lebih nikmat bila ditemani kopi hitam.
“Biasanya warga disini menikmatinya usai bertani,” katanya.
Hebatnya lagi pangek ubi manih ini pernah mendapatkan juara I lomba makanan tradisional se Kabupaten Solok.
Membuat Pangek Ubi manih cukup mudah dan tak butuh waktu lama. Ubi yang digunakan bisa ubi kuning, merah dan ungu.
“Biasanya pakai kuning, lebih sedap dipandang,” tambahnya.
Dalam acara Jambore Silat Minang Internasional yang digelar 20-29 Agustus 2013 di Galanggang Aluang Bunian, Kanagarian Talang Babungo, Tek Lida bertugas membuat Pangek Ubi Manih. Cemilan ini dibagikan secara cuma-cuma kepada peserta dan penonton.
Untuk acara tersebut, setiap harinya Tek Lida membutuhkan 10 kg ubi kuning. Kemudian dikupas dan dicuci bersih. Ubi dipotong sesuai selera.
Ubi tersebut dimasukkan dalam wadah besar dan dicampur dengan 2 kg gula aren yang telah dihancurkan. Siramkan satu liter air gulakedalamnya. Tambahkan pula sedikit garam dan vanili.
Supaya lebih nikmat, tambahkan pula parutan kelapa dalam wajan. Tunggu sekitar 20 menit hingga semua ubi matang.
Jika sudah, angkat pangek ubi manih yang sudah berwarna kuning kecoklatan, lalu tiriskan. Jika sudah mulai dingin, kemas dengan menggunakan daun Simantuang.
Karbohidrat yang banyak terkandung pada ubi bisa mengenyangkan. Selain itu cemilan ini juga baik dikonsumsi penderita penyakit magh
Pangek Ubi Manih tidak berkuah seperti pangek ikan atau daging. Pedas, jelas tidak. Justru, rasa manis yang lebih dominan karena menggunakan gula aren.
Tek LIda(45), salah satu warga Kanagarian Talang Babungo yang rutin membuat cemilan ini. Menurutnya pangek ubi manih lebih nikmat bila ditemani kopi hitam.
“Biasanya warga disini menikmatinya usai bertani,” katanya.
Hebatnya lagi pangek ubi manih ini pernah mendapatkan juara I lomba makanan tradisional se Kabupaten Solok.
Membuat Pangek Ubi manih cukup mudah dan tak butuh waktu lama. Ubi yang digunakan bisa ubi kuning, merah dan ungu.
“Biasanya pakai kuning, lebih sedap dipandang,” tambahnya.
Dalam acara Jambore Silat Minang Internasional yang digelar 20-29 Agustus 2013 di Galanggang Aluang Bunian, Kanagarian Talang Babungo, Tek Lida bertugas membuat Pangek Ubi Manih. Cemilan ini dibagikan secara cuma-cuma kepada peserta dan penonton.
Untuk acara tersebut, setiap harinya Tek Lida membutuhkan 10 kg ubi kuning. Kemudian dikupas dan dicuci bersih. Ubi dipotong sesuai selera.
Ubi tersebut dimasukkan dalam wadah besar dan dicampur dengan 2 kg gula aren yang telah dihancurkan. Siramkan satu liter air gulakedalamnya. Tambahkan pula sedikit garam dan vanili.
Supaya lebih nikmat, tambahkan pula parutan kelapa dalam wajan. Tunggu sekitar 20 menit hingga semua ubi matang.
Jika sudah, angkat pangek ubi manih yang sudah berwarna kuning kecoklatan, lalu tiriskan. Jika sudah mulai dingin, kemas dengan menggunakan daun Simantuang.
Karbohidrat yang banyak terkandung pada ubi bisa mengenyangkan. Selain itu cemilan ini juga baik dikonsumsi penderita penyakit magh
0 Response to "Makanan Khas Talang Babungo"
Posting Komentar